Breaking News

Rabu, 12 Februari 2014

Pembersihan etnik Muslim di Republik Afrika Tengah gagal dicegah

Sekitar 100.000 warga tinggal di antara pesawat-pesawat yang diparkir.

Pasukan penjaga perdamaian gagal mencegah pembersihan etnik Muslim di Republik Afrika Tengah, kata Amnesty International, sementara penyaluran bantuan berlangsung.

Organisasi hak asasi manusia internasional itu menyebutkan bahwa serangan-serangan milisi menyebabkan "warga Muslim meninggalkan tempat asal merea dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya".

Penduduk yang beraga Islam di Republik Afrika Tengah diserang setelah pasukan pemberontak Seleka yang umumnya Muslim merebut kekuasaan tahun lalu.

Mereka dituduh membunuh serta memperkosa warga Kristen dan menghancurkan desa-desa Kristen.

Pemimpin Seleka mengundurkan diri Januari lalu tetapi langkah tersebut tidak mampu meredam kekerasan.

Milisi-milisi Kristen yang menyebut diri sebagai pasukan pembela diri atau anti-balaka melakukan aksi balas dendam sehingga memaksa penduduk Muslim melarikan diri dari Bangui dan kota-kota lain.

Amnesty International mengatakan sebagian penjaga perdamaian internasional "menyetujui diam-diam kekerasan dalam kasus-kasus tertentu membiarkan milisi anti-balaka mengisi kevakuman kekuasaan yang ditinggalkan oleh kelompok Seleka."

Sementara itu Program Pangan Dunia mengatakan pesawat pertama yang mengangkut bantuan telah tiba di Bangui.

Pesawat mengangkut 82 beras yang didatangkan dari Kamerun. Namun lebih dari satu orang memerlukan bantuan pangan. Pertempuran di Republik Afrika Tengah mempersulit penyaluran bantuan melalui darat.

Sebelumnya S ekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan bahwa kekerasan sektarian bisa memecah negara itu menjadi wilayah Muslim dan Kristen.

Designed By